KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KEHUMASAN PENDIDIKAN
A.
Pengertian Komunikasi Efektif Dalam Hubungan Sekolah
dan Masyarakat
Komunikasi menurut Gunawan dan Benty (2015:128)
adalah pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang
ke orang lain. Perpindahan tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata-kata,
tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus, vocal dan sebagainya.
Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila informasi yang disampaikan tepat
sasaran. Sedangkan komunikasi antara sekolah dan masyarakat adalah penyampaian
pesan atau informasi baik dari sekolah kepada masyarakat maupun dari masyarakat
ke sekolah untuk menjalin hubungan yang harmonis.
Menurut Nasir,dkk (2009) komunikasi merupakan
penyampaian informasi dalam sebuah interaksi tatap muka yang berisi ide,
perasaan, perhatian, makna, serta pikiran yang diberikan kepada penerima pesan
dengan harapan penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah
sikap dan perilaku.
Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan
informasi dengan cara mengirim pesan atau bertatap muka langsung yang dilakukan
oleh pengirim kepada penerima pesan dan diharapkan penerima dapat merespon atau
bereaksi sesuai dengan isi pesan atau penyampaian dari pihak pengirim.
B.
Pentingnya Komunikasi Efektif Dalam Hubungan Sekolah
dan Masyarakat
Komunikasi sebagai perantara manusia dengan manusia
lainnya. Dengan berkomunikasi manusia
dapat saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Di dalam dunia
pendidikan komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat sangat penting.
Karena dapat menciptakan sebuah relasi yang dapat menguntungkan kedua belah
pihak. Komunikasi yang efektif dalam sekolah apabila pihak sekolah dan
masyarakat mampu mewujudkan mutu pendidikan yang diinginkan.
Selain itu juga pelayanan juga harus dilakukan
secara adil tanpa membeda-bedakan status sosial dan ekonomi, suku, etnis,
agama, dll. Penyelanggaraan layanan harus memeberikan asas equal before the law
(kesamaan di depan hukum).
Teknik dalam berkomunikasi yang mengedepankan etika
selama proses penyelanggaraan pelayanan adalah hal yang paling tepat dilakukan.
Hal ini karena tujuan dan sasaran pelayanan dapat diselenggarakan dengan mudah,
cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami serta mencerminkan kejelasan dan
kepastian terkait segala hal informasi mengenai prosedur tata cara pelayanan,
persyaratan pelayanan, perincian biaya hingga jadwal penyelesaian pelayanan.
Menurut Nasir (2009:222-224) dalam berkomunikasi
harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada didalamnya, misalnya yaitu
1.
Komunikasi
adalah proses simbiolik
2.
Setiap perilaku
mempunyai potensi komunikasi
3.
Komunikasi
mempunyai dimensi isi dan hubungan
4.
Komunikasi
berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
5.
Komunikasi
terjadi dalam konteks ruang dan waktu
6.
Komunikasi
bersifat sistematik agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain
7.
Komunikasi bersifat
pro sesuai , dinamis dan transaksional, yaitu merupakan penawaran sebuah ide
8.
Komunikasi
bersifat irevesible, yaitu setiap orang yang melakukan komunikasi tidak dapat
mengontrol efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan, komunikasi tidak
dapat ditarik kembali
C.
Peran Humas Dalam Melaksanakan Komunikasi Efektif
Antara Sekolah dan Masyarakat
Menurut Naim dalam Gunawan dan Benty (2015:131)
Humas berperan sebagai teknisi komunikasi dan fasilisator komunikasi. Humas
sebagai teknisi komunikasi ialah seorang humas dituntut untuk memiliki keahlian
dalam komunikasi dan dalam bidang jurnaslistik karena mereka akan menangani web
dan juga kontak media lainnya. Sedangkan humas sebagai fasilisator komunikasi
ialah pihak humas harus bisa menjadi pendengar yang baik dan juga sebagai
perantara komunikasi antara sekolah dan masyarakat.
D.
Tujuan dan Manfaat Komunikasi Efektif Dalam Hubungan
Sekolah dan Masyarakat
Komunikasi merupakan kunci utama dalam membentuk
sebuah relasi. Hubungan timbal balik yang ada di suatu sekolah bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap program-program yang dimiliki
sekolah, menjelaskan tujuan dari program yang dilaksanakan, untuk meningkatkan
kerjasama antara sekolah dan masyarakat.
Menurut Setiawati (2008:221) tujuan utama komunikasi,
yaitu
1.
Perubahan sikap
(attitude change), seorang komunikan
setelah menerima pesan sikapnya berubah menjadi positif ataupun negative.
2.
Perubahan
pendapat (opinion change), yaitu
berusaha menciptakan pemahaman. Pemahaman adalah kemampuan memahami pesan
secara cermat sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator . setelah memahami apa
yang dimaksud oleh komunikator akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi
komunikan.
3.
Perubahan
perilaku (behavior change), yaitu
mengubah perilaku ataupun tindakan seseorang dari perilaku yang destruktif
(tidak mencerminkan perilaku hidup sehat, menuju perilaku hidup sehat ).
4.
Perubahan sosial
(social change), yaitu untuk
membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan orang lain sehingga menjadi
hubungan yang semakin baik.
E.
Strategi Meningkatkan Komunikasi Efektif Dalam
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut Gunawan dan Benty (2015:132) agar komunikasi
antara sekolah dan masyarakat dapat berjalan secara efektif harus memenuhi
beberapa syarat yaitu
1.
Menciptakan
suasana komunikasi yang menguntungkan
2.
Menggunakan
bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
3.
Pesan yang
disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
4.
Pesan dapat
menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
5.
Pesan dapat
menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak
komunikan
Agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif maka
harus memahami bagaimana metode yang tepat dalam berkomunikasi dan dalam
menyampaikan komunikasi harus lengkap dan jelas sesuai dengan fakta yang ada. Kepala sekolah juga harus bisa membangun
komunikasi efektif dengan menerapkan prinsip berikut.
1. Prinsip human relations, kepemimpinan kepala sekolah
tidak terlepas dari upaya membangun komunikasi efektif dan menjalin hubungan
dengan masyarakat, karena dalam keseharian kepala sekolah tidak akan terlepas
dari interaksi dengan orang lain, baik kepada guru, siswa, staf, maupun
interaksi dengan stakeholder terkait
2. Prinsip membina hubungan, kepala sekolah harus
kreatif dan inovatif dalam membina hubungan dengan guru, staf, siswa, terutama
dalam memberikan dorongan dan motivasi. Sedangkan dengan orang tua dan
stakeholder, kepala sekolah harus membina kerjasama saling menguntungkan
seperti menggalang beasiswa, bantuan sarana prasarana, maupun kegiatan
belajarmengajar
3. Prinsip informatif, kepala sekolah harus memiliki
kemampuan mengelola dan menyampaikan informasi yang strategis kepada warga
sekolah secara internal, dan eksternal sekolah dengan masyarakat
4. Prinsip partifipatif, kepala sekolah harus bisa menggali
aspirasi dan saran dari guru, staf, orang tua, dan masyarakat dalam menentukan dan
mengambil keputusan
5. Prinsip persuasif, kepala sekolah harus porfesional dan
mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain, bisa dipercaya, jujur, objektif,
dan memperhatikan pelayanan
6. Prinsip komunikasi interpersonal, kepala sekolah sebagai
makhluk social harus bisa membangun komunikasi dialogis dengan warga sekolah membangun
komunikasi efektif di sekolah juga memerlukan ketrampilan berkomunikasi dari masing-masing
personal warga sekolah, khususnya ketrampilan dalam komunikasi
interpersonal.Ketrampilan komunikasi interpersonal tersebut mencakup:a. Kemampuan
saling memahami satu sama lain, b. Kemampuan mengkomunikasikan pikiran,
gagasan, perasaan masing-masing individu, c. Kemampuan saling menerima, menolong,
dan mendukung hubungan interpersonal, d. Kemampuan mengatasi konflik yang
terjadi dalam komunikasi
F.
Proses Komunikasi Efektif Dalam Hubungan Sekolah dan
Masyarakat
Proses komunikasi pada dasarnya adalah aktivitas
pertukaran gagasan atau ide berupa pesan untuk ditujukan kepada penerima pesan,
dengan begitu pesan dapat tersampaikan. Menurut Gunawan dan Benty (2015:134)
proses komunikasi terdapat beberapa tahap yaitu
1.
Tahap ideasi (ideation), yaitu tahap proses penciptaan
gagasan, pesan atau informasi.
2.
Tahap penyandian
(encoding), yaitu proses penyusunan
gagasan atau pesan menjadi suatu bentuk informasi (symbol, lambang, sandi) yang
akan dikirimkan, termasuk pemilihan dan penentuan cara maupun alat (media)
untuk menyampaikannya.
3.
Tahap pengiriman
(transmitting), yaitu kegiatan
penyampaian pesan atau informasi yang terjadi diantara peserta komunikasi. Pengiriman
pesan dapat dilakukan dengan cara berbicara atau dengan tulisan, gambar warna
atau gerakan yang disampaikan atau melalui media.
4.
Tahap penerimaan
(receiving), yaitu proses penerimaan
atau pengumpulan pesan yang terjadi pada para peserta komunikasi. Penangkapan
atau pengumpulan pesan dapat terjadi dengan cara mendengarkan, membaca,
mengamati atau memperhatikan, tergantung pada cara dan alat yang digunakan
dalam berkomunikasi.
5.
Tahap penafsiran
(decoding), yaitu usaha pemberian
arti terhadap informasi/pesan diantara peserta komunikasi.
6.
Tahap respons
(pemberian tanggapan), yaitu tindak lanjut dari penafsiran yang telah
dilakukan, yakni pemberian reaksi terhadap pesan yang telah disampaikan.
Apabila respon yang diberikan sesuai dengan maksud pengirim pesan berarti
terjadi komunikasi yang efektif, namun jika terjadi sebaliknya maka dapat
dikatakan terjadi miscommunication.
7.
Tahap balikan
(feedback), berlangsung seiring dengan tahap-tahap komunikasi lainnya, yang
berupa gejala atau fenomena yang dapat dijadikan petunjuk keberhasilan atau
kegagalan suatu proses komunikasi.
Didalam komunikasi juga
terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Komunikator:
orang yang menyampaikan pendapat.
2.
Pesan: ide yang
disampaikan.
3.
Media: sarana
komunikasi.
4.
Komunikan:
audience, pihak yang menerima pesan.
5.
Umpan balik:
respon dari komunikan terhadap pesan yang diterimanya.
Unsur-unsur komunikasi
secara berurutan ialah:
1.
Media sarana
komunikasi
2.
Komunikator atau
pengirim pesan
3.
Pesan
4.
Komunikan atau
penerima pesan
5.
Umpan balik.
G.
Hambatan Komunikasi Efektif Dalam Hubungan Sekolah
dan Masyarakat
Menurut Gunawan dan Benty (2015:136) komunikasi
antara sekolah dan masyarakat yang terjadi di lapangan mengalami kendala yang
cukup berarti, yaitu 1. Tujuan komunikasi yang kurang jelas 2. Saluran
komunikasi yang kurang transparan dan kurang professional 3. Keterampilan
komunikasi yang kurang mendukung 4. Tindak lanjut yang kurang mendukung dan
pengawasan kurang terstruktur dan berkesinambungan.
Hambatan yang dialami sekolah dalam berkomunikasi
dengan masyarakat dapat membuat konflik akibat dari perdebatan pendapat,
persepsi, dan penafsiran antara kedua belah pihak namun dapat diatasi dengan
cara menggunakan strategi komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak.
H.
Model dan Jenis-Jenis Komunikasi Efektif dalam
Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Terdapat 3 jenis model komunikasi yaitu model komunikasi
linier, model interaksional, model komunikasi transaksional.
1.
Model komunikasi
linier berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima. Hal ini
dikarenakan pandangan yang sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses
komunikasi.
2.
Model
interaksional yaitu menekankan pada proses komunikasi dua arah diantara para
komunikator. Dapat dikatakan komunikasi berlangsung dua arah yakni dari
pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.
3.
Model komunikasi
transaksional, model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang
berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi. Komunikasi
bersifat transaksional adalah proses kooperatif pengirim dan penerima sama-sama
bertanggung jawab terhadap dampak keefektifan komunikasi yang terjadi.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat yang harmonis
dapat menjadi tolak ukur keefektifan sekolah. Sekolah harus mampu menjaga
hubungan baik dengan masyarakat baik itu wali murid, pemerintah, maupun
masyarakat luas. Dalam melakukan komunikasi sekolah diharapkan tidak membedakan
berdasarkan budaya, agama, ras, agama, atau suku. Komunikasi yang dilakukan
antara sekolah dan masyarakat harus berkesinambungan.
Berdasarkan cara menyampaikan informasi dapat
dibedakan menjadi komunikasi verbal dan non verbal, sementara komunikasi
berdasarkan perilaku dapat dibedakan menjadi komunikasi formal, komunikasi
informal dan komunikasi non formal.
I.
Komunikasi Hubungan Masyarakat Sekolah Dengan Pers
Pers adalah media masa elektronik , pada umumnya
pers dimaksud dengan media cetak seperti surat kabar. Ciri-ciri dari pers yaitu
Publitas, diartikan sebagai penyebaran informasi kepada publik. Periodisasi,
merupakan keteraturan dalam penerbitan. Keuniversalan, berarti kesemestaan
dalam isi dan bersumber dari dunia. Aktualisasi, adalah segala informasi atau
pemberitahuan yang dimuat dalam surat kabar.
Pers tergolong dalam media visual. Menurut I Gede
Nyoman Suryawan (dalam Rahmat 2016:161) “Lembaga pers yang tidak sehat, hanya
akan melahirkan pekerjapekerja pers yang tingkat kesejahteraannya rendah, dan
akan berdampak pada buruknya kinerja mereka. Alhasil produk informasi, maupun
hiburan yang dihasilkan pun rendah. Adapun macam-macam media cetak yang
digunakan dalam media pers, sebagai berikut:
1.
Web
Web atau situs dapat
diartikan sebagai kumpulan halamanhalaman yang digunakan untuk menampilkan
informasi, gambar, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu
baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link-link.
2.
Blog
Blog merupakan
singkatan dari ―web log‖ adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai
tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum.
3.
E-Mail
Email adalah surat
elektronik. Pengiriman dokumen atau soft ware melalui jaringan internet. E-mail
tidak dapat lepas dari dunia bisnis maupun gaya hidup apalagi dalam konteks
E-PR.
4.
Millis
Millis adalah singkatan
dari MailingList, artinya daftar alamat email yang terdaftar dalam suatu group
seperti millis dalam yahoo.
5.
Jejaring
Sosial
Saat ini, ada banyak
jejaring sosial yang berkembang pada dunia maya. Beberapa contoh jejaring
sosial yang biasa dipergunakan oleh pelaku pr untuk publikasi adalah : facebook
, twitter dll
DAFTAR RUJUKAN
Gunawan, I dan Benty, Dj, Dj, N. 2015. Manajemen
Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Malang : Universitas Negeri Malang.
Mukarom, Z dan Laksana, M, W. 2015. Manajemen
Pelayanan Publik. Bandung: CV Pustaka.
Rahmad, A. 2016. Manajemen Humas Sekolah.
Yogyakarta: Media Akademi
Nur Izza, A. 2018. Strategi Komunikasi Humas Dalam
Membentuk Public Opinion Lembaga
Pendidikan. Probolinggo. 2(1). Hlm (58-60). Probolinggo
Mada Sutapa. 2006. Membangun Komunikasi Efektif di
Sekolah. hlm (69-75).
Rachmat Kiyantono. 2015. Kontruksi Humas Dalam Tata
Kelola Komunikasi Lembaga Pendidikan Tinggi di Era Keterbukaan Informasi
Publik. 18(1). hlm (120-123). Malang
Komentar
Posting Komentar