TEKNIK-TEKNIK HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT MELALUI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peranan Humas (Hubungan Masyarakat) sangat dibutuhkan oleh hampir semua bentuk organisasi atau lembaga, bersifat komersial maupun tidak komersial sampai pemerintahan. Secara garis besar  humas merupakan salah satu ujung tombak dari suatu organisasi. Bagi sebuah organisasi, Humas sangat diperlukan untuk menjalin komunikasi dengan para stakeholder ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, dan program organisai kepada publik.
Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian berita dari suatu sumber berita kepada orang lain. Memberikan berita kepada orang lain merupakan proses pemindahan ide penyampaian berita sendiri maupun ide dari orang lain. Oleh sebab itu, diperlukan adanya teknik berkomunikasi dalam menjalin hubungan yang baik antara lembaga dengan masyarakat yaitu dengan menggunakan media yang sudah banyak dipahami dan diterima oleh masyarakat itu sendiri yaitu media cetak dan elektronik. Dimana media tersebut saat ini sudah menjadi alat komunikasi yang global dan digunakan di setiap lini kehidupan masyarakat.
Menurut kedua pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa humas pendidkan penting adanya sebagai wadah penyampaian berita dalam dunia pendidikan. Menjadikan pendidikan yang demokratis dan maju. Dalam makalah ini akan dibahas hal-hal mengenai humas pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Teknik Hubungan Lembaga Masyarakat Pendidikan dan   Masyarakat ?
2. Apakah Tujuan Penggunaan Teknik-Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat ?
3. Apa saja Teknik-Teknik Penyelenggaraan Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat ?
4. Apa saja hambatan-hambatan dalam teknik hubungan sekolah dan masyarakat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hubungan lembaga dan masyarakat
2. Untuk mengetahui tujuan dalam humas
3. Untuk mengetahuui teknik-teknik  dalam kehumasan
4. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam kehumasan

























BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Teknik Hubungan Lembaga Masyarakat Pendidikan dan   Masyarakat
Teknik hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan pengertian anggota masyarakat tentang kebutuhan pendidikan serta untuk mendorong minat dan kerjasama para anggota masyarakat dalam rangka memperbaiki sekolah Purwanto dalam Benty dan Gunawan (2015:87). Tanpa bantuan dari masyarakat sebuah lembaga pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik dan tanpa adanya program yang baik maka sebuah lembaga pendidikan akan gagal mencapai tujuannya. Oleh sebab itu penggunaan teknik-teknik dalam menjalin hubungan yang baik antara lebaga pendidikan dan masyarakat sangatlah diperlukan bukan hanya untuk kepentingan lembaga pandidikan itu sendiri melaikan juga akan berguna untuk masyarakat.

B.     Tujuan Penggunaan Teknik-Teknik Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
            Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015: 88) menyatakan bahwa masyarakat perlu membantu penyelenggaraan pendidikan agar kualitas pertumbuhan dan perkembangan pendidikan dapat dipacu secara cepat dan akhirnya menghasilkan kualitas kehidupan masyarakat dapat meningkat. Elsbreedalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (dalam Benty dan Gunawan 2015: 88) mengemukankan beberapa tujuan teknik hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat, yaitu: (1) meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang di dalamnya masyarakat demokratis, seyogyanya dapat menjadikan dirinya sebgai pelopor dan pusat pengembangan bagi perubahan masyarakat di semua bidang kehidupan masyarakat; (2) mengembangkan antusiasme/semangat saling membantu anatara sekolah dan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (4) berperan dalam memahami kebutuhan-kebutuhan masyarakat; (5) mengembangkan program-program sekolah kearah yang lebih maju; dan (6) mempu menumbuhkan kreativitas serta dinamika kedua belah pihak, sehingga hubungan antara kedua belah pihak bisa menjadi lebih aktif dan dinamis.
Hubungan yang baik antara sekolah dan masyarakat menurut Pidarta dalam Benty dan Gunawan (2015: 88) akan manghasilkan suatu manfaat, yaitu: (1) pengadaan sarana dan prasarana lebih mudah karen dana bisa terealisasi dengan adanya kerjasama tersebut; (2) lebih mudah dalam merecanakan program pengembangan sekolah sesuai dengan keinginan masyarakat dan kemampuan sekolah; (3) menjalin silahturahmi antara sekoah dan masyarakat agar terjadi kerukunan sehingga adanya dukungan dari masyarakat; dan (4) dengan adanya dukungan dari masyarakat program pengembangan sekolah bisa terlaksana melalui kerjasama.

C.    Teknik-Teknik Penyelenggaraan Hubungan Lembaga Pendidikan dan Masyarakat
Ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam peyelenggaraan pendidikan di sekolah. Penerapan teknik yang berhasil harus memerlihatkan komitmen masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat perlu dibangkitakan komitmenya dengan cara menyentuh hati mereka dengan merasa perlu akan pendidikan, masyarakat membutuhkan pendidikan yang berkualitas. Langkah awal agar masyarakat merasakan perlunya pendidikan yang berkualitas, perlu diterapkannya pendekatan budaya, yaitu diupayakan masyarakat mengetahui dan mengenal pendidikan, meyakini manfaat pendidikan, dan percaya terhadap mutu pendidikan.
Masyarakat dengan proses ini diharapkan akan sadar dan paham bahwa pendidikan mutlak diperlukan dalam meningkatkan taraf hidupmasyarakat itu sendiri. Hymes dalam indrafachrudin (dalam Benty dan Gunawan 2015:89) menyatakan bahwa teknik penyelenggaraan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: (1) group meeting (teknik pertemuan kelompok); (2) face to face (teknik tatap muka); (3) observation and participation (observasi dan partisipasi); dan (4) the written word (surat menyurat dengan berbagai pihak yang dapat dikaitkan dengan penyelenggaraan pendidikan).
1.      Teknik Pertemuan Kelompok
Tenik pertemuan kelompok dapat berupa diskusi, seminar, lokakarya, sarasehan, rapat dan sebagainya. Orang yang dilibatkan dalam pertemuan kelompok adalah guru, staf tata usaha, tokoh msyarakat, staf dari instansi yang terkait dengan penyelenggaraan program pendidikan, pengguna lulusan, guru/dosen dari lembaga pendidikan yang lain, dokter dan sebagainya. Tema yang dibahas bisa berkaitan dengan kesehatan, penanggulangan kenakalan remaja, peningkatan kemampuan staf sekolah, optimalisasi perlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan juga dikembangkan tema yang menarik sesuai kondisi yang ada.
2.      Teknik Tatap Muka
Teknik tatap muka dilakukan antara pihak lembaga pendidikan dan masyarakat secara individual. Pihak lembaga pendidikan dapat berkunjung ke rumah siswa yang menghadapi masalah. Pihak lembaga pendidikan dapat memanggil orang tua atau wali siswa yang bermasalah atau siswa yang memiliki kemampuan lebih dan perlu pembinaan bersama agar kemampuan dapat berkembang secara maksimal. Menurut Suryosubroto dalam Benty dan Gunawan (2015:90) pertemuan tatap mukaantara pihak sekolah dan masyarakat dapat diwujudkan dengan melakukan kujungan kerumah-rumah masyarakat (home visit) dan memberikan laporan kepada masyarakat mengenai perkembangan anak didiknya (reporting to parent). Diharapkan dengan teknik ini, akan menciptakan rasa keterbukaan, kebersamaan, serta mempererat tali silahturahmi antara sekolah dan masyarakat.
3.      Observasi dan Partisipasi
Observasi dan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan perlu dilakukan. Sekolah perlu memberi kesempatan pada masyarakat untuk mengunjungi, mengobservasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Orang tua siswa dapat mengunjungi sekolah untuk mengobservasi proses belajar siswa dan hasil belajar siswa.orang tua memiliki keterampilan tertentu dan dapat membantu guru mengajar. Orang tua didalam hal ini sebagai narasumber pembahasan materi tertentu. Kemampuan orang tua siswa yang dapat disumbangkan untuk meningkatkan mutu pembelajaran misalnya kemampuan dalam hal medis, ekonomi, pertanian,  peternakan, boga, seni lukis, agama, dan sebagainya.
a.    Orang Tua sebagai Pengamat (Parents as Observeri)
Orang tua dalam teknik ini, mengamati perkembangan anak-anaknya dalam membandingkannya dengan anak-anak lainnya. Orang tua dengan begitu, akan mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya. Hal ini dapat membangkitkan langkah-langkah baru.
Langkah-langkah penyelenggaraan observasi ini adalah: (1) observasi yang baik melalui persiapan-persiapan yang dapat dijalankan melalui daftar cek, yang memuat hal-hal yang perlu dijawab dalam rangka observasi; (2) observasi tanpa persiapan yang dijalankan atas dasar minat dan perhatian orang tua; dan (3) setelah melakukan observasi, hendaknya diikuti dengan pertemuan individual untuk menghilangkan hal-hal yang kurang jelas dan salah tafsir.
b.    Orang Tua sebagai Peserta (Parent as Participant)
Teknik ini adalah kelanjutan dari teknik kunjungan rumah dan observasi yang kemudian ditingkatkan dalam kegiatan sekolah. Orang tua dalam teknik ini, diikut sertakan dalam proses pendidikan, misalnya menjadi narasumber mata pelajaran atau keterampilan tertentu, baik di dalam maupun di luar kelas.
c.    Ibu Pembantu Kelas (Room Mother)
Indrafachrudin dalam Benty dan Gunawan (2015:91) menyatakan bahwa ibu pembantu kelas (room mother) adalah perwakilan salah seorang orang tua peserta didik untuk ikut serta bertugas membantu guru dalam kelas selama guru itu mengajar peserta didiknya, misalnya mempersiapkan kapur tulis, absensi, dan sebagainya. Tujuannya ialah sebagai penghubung antara sekolah dan kelompok orang tua peserta didik tersebut.
4.    Surat Menyurat dengan Berbagai Pihak yang Terkait dengan Penyelenggaraan Pendidikan
Selain keempat teknik yang telah diuraikan di atas dapat ditambahkan teknik yang menggunakan alat komunikasi berupa telpon, internet, faksimil, e-mail, dan sebagainya. Teknik ini diguanakan oleh kebanyakan lembaga pendidikan karena prosesnya cepat, pelaksanaannya mudah, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu. Kelemahannya tidak semua lembaga pendidikan memiliki alat tersebut karena keterbatasan dana yang dimiliki lembaga pendidikan.
Sementara itu Layanan Riset Pendidikan dan Asosiasi Nasional Kepala Pendidikan Dasar Alexandria dalam Maisyaroh (dalam Benty dan Gunawan 2015:91) merumuskan berbagai teknik untuk meningkatkan keterlibatan berbagai pihak dalam menyelenggarakan pendidikan. Teknik yang dimaksut adalah: (1) layanan masyarakat; (2) program pemanfaatan alumni sekolah; (3)masyarakat sebagai model; (4) open house; (5) pemberian kesempatan kepada masyarakat; (6) open house ; (7) masyarakat sebagai sumber informasi; dan (8) diskusi panel.
a.    Layanan masyarakat
Pihak lembaga pendidikan mempelajari kebutuhan masyarakat, melihat dan menganalisis apa yang bisa dilakukan lembaga pendidikan untuk membantu memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Melalui kegiatan layanan masyarakat ini maka lembaga pendidikan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
b.    Program pemanfaatan alumni sekolah
Para senior sekolah (alumni) dapat dilibatkan dalam kegiatan sekolah, misalnya menjadi pembicaraan dalam kegiatan seminardi sekolah, keberhasilan dalam menempuh karir dapat diinformasikan kepada pesertadidik agar bersemangat dalam belajarnya, dapat menentukan karier, dan meningkatkan kemampuan sehingga bisa sukses seperti kakak kelasnya yang sudah lulus.
c.    Masyarakat sebagai model
Masyarakat disekitar sekolah diundang ke sekolah  untuk menjelaskan kepada siswa kiat sukses kehidupannya. Masyarakat menjadi model pesertadidik di sekolah terutama masyarakat yang telah berhasil dalam kehidupannya.
d.   Open House
Lembaga pendidikan secara terbuka bersedia diobservasi oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat secara langsung proses pendidikan dan sarana pendidikan di lembaga pendidikan ini. Melalui cara ini masyarakat mengetahui apa dan bagaimana penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan.
e.    Pemberian Kesempatan kepada Masyarakat
Lembaga pendidikan memberi kesempatan kepada masyarakat secara sukarela untuk membantu kegiatan lembaga pendidikan.
f.     Pengiriman Pembicara
Anggota staf lembaga pendidikan yang berminat diberi kesempatan untuk mempromosikan program dan prestasi lembaga pendidikan ke masyarakat penggunaan lulusan atau bisa juga ke calon siswa yang akan memasuki lembaga pendidikan tersebut.
g.    Masyarakat sebagai Sumber Informasi
Pihak lembaga pendidikan menanyakan kepada anggota masyarakat tentang isu-isu hangat terkait dengan pengembanganlembaga, hasilnya dibuat semacam rekomendasi untuk pengembangan lembaga pendidikan.

h.    Diskusi Panel
Siswa, orang tua siswa, staf sekolah, dan pekerja yang lain dengan anggota masyarakat mengadakan pertemuan untuk menindak lanjuti kegiatan lembaga pendidikan agar semua usaha yang telah dilakukan dapat dirasakan manfaat oleh semua pihak.
         
Menurut Benty dan Gunawan (2015:93) sekolah juga dapat menerapkan beberapa teknik dalam hubungan dengan masyarakat dalam lembaga pendidikan antara lain:
a.    Laporan pada orang tua. Teknik ini maksudnya adalah pihak sekolah memberikan laporan pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan, prestasi dan kelemahan anak didik pada orang tuanya. Orang tua dengan teknik ini, akan memperoleh penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap pekerjaan guru-guru di sekolah.
b.    Majalah dan surat kabar sekolah. Majalah sekolah ini diusahakan oleh orang tua dan guru-guru di sekolah yang diterbitkan setiap bulan sekali. Majalah dan surat kabar sekolah ini dipimpin oleh orang tua dan guru-guru bahkan alumni termasuk pula dalam dewan redaksi.isi majalah menjelaskan menjelaskan tentang kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orang tua dan peserta didik, pengumuman-pengumuman dan sebagainya.
c.    Pameran sekolah. Suatu teknik yang efektif untuk member informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan sekolah pada masyarakat ialah penyelenggaraan pameran sekolah dengan membuat atau mengatur hasil pekerjaan peserta didik diluar sekolah atau di sekolah.
d.   Open house. Teknik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan peserta didik di sekolah yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya di akhir tahun ajaran.
e.    Kunjungan orang tua peserta didik ke sekolah. Orang tua diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka belajar di dalam kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorum, perlengkapan-perlengkapan, gambar-gambar dan sebagainya, sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang kehidupan di sekolah. Setelah itu orang tua diajak berdiskusi dan  mengadakan penilaian.
f.     Kunjungan ke rumah peserta didik. Kunjungan ke rumah orang tua peserta didik merupakan teknik yang sangat efektif dalam mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar dapat mengetahui latar belakang hidup anak-anak.
g.    Laporan tahunan. Laporan ini dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan kepada aparat pendidikan lebih atas. Laporan ini berisi masalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh termasuk kurikulum, personalia, anggaran biaya dan sebagainya.
h.    Organisasi perkumpulan alumni. Merupakan suatu hal yang sangat baik untuk diberdayakan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan anatara sekolah dan masyarakat.
i.      Kegiatan ekstrakurikuler. Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua peserta didik dan masyarakat, seperti sepak bola, drama, pramuka, pecinta alam dan sebagainya, maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat.
Selain teknik-teknik tersebut, menurut Maisyaroh dalam Benty dan Gunawan (2015:94) komunikasi yang efektif dengan masyarakat disekitar sekolah merupakan teknik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan masyarakat, yaitu: (1) memberdayakan orang-orang kunci, yakni orang-orang yang mampu mempengaruhi dan dianut orang lain, apa yang dikatakan dan dilakukan oleh orang kunci biasanya dipercaya dan dilaksanakan oleh masyarakat sekitar; (2) warga sekolah yang bersifat terbuka terhadap saran dan kritik masyarakat, dan sekolah dapat sejalanya, (3) komunikasi dengan masyarakat perlu dilakukan dengan terus menerus, agar harapan dan kebutuhan masyarakat dan sekolah dapat sejalan, dan (4) pada saat yang tepat, pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah, misalnya dalam kegiatan olahraga, kesenian, atau pada saat dies natalis sekolah.
1.    Kegiatan Eksternal
Kegiatan eksternal ini selalu berhubungan atau ditunjukan kepada masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan yakni secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung. Kegiatan eksternal tidak langsung adalah kegiatan berhubungan dengan masyarakat melalui perantaraan media tertentu, sedangkan kegiatan eksternal dapat juga melalui media.
a.    Pameran
Pameran adalah pertunjukan hasil karya seni atau barang hasil produksi. Kegiatan pameran merupakan fungsi humas melalui penyelenggaraan pameran atau ekshibisi. Lazimnya pameran bersifat terbuka untuk masyarakat umum dan kegiatan pameran dipublikasikan kepada khalayak umum, seperti pada media iklan. Tujuan penyelenggaraan pameran adalah memperkenalkan suatu produk atau hasil pekerjaan peserta didik kelas lain. Pameran merupakan media periklanan yang menyentuh semua pancaindra.
Adapun jenis-jenis pameran adalah: (1) pameran umum, yakni pameran yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu lembaga pendidikan, produknya, atau suatu hal yang khusus kepada khalayak umum; (2) pameran dagang, yakni suatu pameran yang khusus bagi pihak tertentu; (3) pameran luar ruang, yakni berbagai macam pameran produk yang berukuran besar; (4) pameran keliling, yakni pameran yang diselenggarakan secara berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya; dan (5) pameran kecil, yakni hanya diadakan pada sebuah pojok atau sudut toko, beranda, hotel, atau tempat emperan stasiun dan bandar udara.
Sedangkan karakteristik khusus pameran adalah: (1) mudah menarik perhatian orang; (2) dilaksanakan pada waktu yang longgar; (3) ada peuang pertemuan tatap muka; (4) dapat disisipi kegiatan demonstrasi dan pembagian sampel; dan (5) adanya suasana akrab dalam pameran. Untuk menyelenggarakan pameran di sekolah, diperlukan persiapan yang matang, seperti: (1) pembuatan rencana tertulis dengan seksama dan terinci dalam bentuk proposal kegiatan; (2) pembelian bahan-bahan yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan; (3) penyeleksian, pengaturan, dan pemeliharaan bahan-bahan pameran; dan (4) pembuatan brosur, buklet, poster, pamflet, gambar, skema, atau diagram.
b.    Seminar dan koferensi
Guna menunjang penggunaan berbagai macam media yang diuraikan, adabaiknya jika suatu lembaga pendidikan menyelenggarakan suatu pertemuan khusus untuk khalayak. Bentuk pertemuan itu bisa berupa seminar atau konfersipers. Tujuan kegiatan ini menyampaikan prestasi ke orang-orang tertentu.
c.       Open house
Open house adalah sebuah ketika seseorang, instansi, atau lembaga mengundang masyarakat tertentu untuk meninjau keadaan atau kegiatan yang sedang diselenggarakan misalnya peninjau gedung baru.
d.   Tari, sandiwara, wayang, ketoprak, dan seni tradisiona lainnya
Kesenian tradisional ini dapat didengar melalui radio, ditonton melalui televisi, maupun dapat disaksikan secara langsung di panggung pertunjukan. Kadang-kadang sekolah mengundang para pemain wayang dan ketoprak untuk pentas di sekolah, mislanya dalam rangka mencari dana pembangunan gedung atau sekedar memeriahkan acara tutup tahun ajaran.
e.    Laporan
Wali kelas wajib melaporkan prestasi belajar peserta didik melalui raport. Kemudian, raport tersebut diteruskan kepada orang tua peserta didik agar mereka mengetahui prestasi belajar putra-putri mereka. Peserta didik kelas akhir, mislanya diwajibkan melakukan kerja nyatadi suatu instansi atau perusahaan. Kemudian, hasil praktik kerja disajikan dalam bentuk laporan tertulis, mislanya disajikan dalam bentuk makalah atau paper.
f.     Pakaian seragam
Setiap sekolah memiliki seragam sekolah. Jika terdapat sekolah yang tidak mematuhi peraturan tentang pakaian seragam, berarti sekolah tersebut tidak disiplin. Oleh karena itu, guru mestinya mengenakan pakaian seragam agar peserta didik mengikuti jejak guru.
g.    Company profile (profil lembaga pendidikan)
Merupakan buku yang memberikan informasi tentang profil dari lembaga pendidikan. Daftar isi dari company profile, adalah: (1) pendahuluan; (2) kata pengantar atau sambutan dari kepala seklah; (3) historis dan struktur organisasi lembaga pendidikan; (4) produk barang atau jasa yang ditampilkan; (5) kinerja dan manajemen pendidikan; (6) nilai aset yang dimiliki lembaga pendidikan; (7) pengembangan pendidikan serta sumber daya manusia; (8) prospek dan tantangan yang dihadapi lembaga pendidikan saat sekarang dan di masa yang akan datang; dan (9) daftar kantor cabang, alamat, atau telepon.
h.    Special event (kegiatan khusus dalam humas)
Kegiatan spesial event merupakan program kerja dan pelaksanaan kegiatan humas dalam memberikan informasi secara langsung (tatap muka) yang dapat dikemas dalam bentuk suatu media humas, baik untuk mewakili sekolah maupun tentang pengenalan dan pengetahuan tentang sekolah atau mengenai pelayanan yang dapat diberikan kepada pihak masyrakat sebagai khalayak sasaran. Bentuk kegiatan spesial event misalnya acara festival musik siswa yang diselenggarakan bekerjasama dengan stasiun televisi, pameran yang dilaksanakan saat memeriahkan hari ulang tahun sekolah, open house dengan sekolah mengundang masyarakat dan/atau sekolah lain untuk mengunjungi lembaga pendidikan yang bersangkutan.


i.      Pertemuan dan musyawarah
Pertemuan dan musyawarah dapat diselenggarakan secara intern, misalnya kepala sekolah dengan guru, kepala sekolah dengan pegawai tata usaha, atau kepala sekolah dengan peserta didik. Namun pertemuan dan musyawarah dapat bersifat ekstern dan mengikutsertakan pihak luar, seperti pemuka masyarakat, organisasi sosial, dan orang tua peserta didik, yang bersangkut paut dengan peserta didik.
j.      Kunjungan kerumah (home visit)
Kunjungan kerumah lazimnya dilakukan oleh para guru dengan berkunjung ke rumah orang tua peserta didik (wali), misalnya untuk mengetahui seluk-beluk peserta didik. Apakah anak tergolong pemalas, sering bolos, atau untuk mengetahui hal-hal lainnya? Apakah anak kurang perhatian dari orang tua ataukah pengaruh lingkungan lain? Untuk mengetahui hal itu, maka guru, wali kelas, atau kepala sekolah dapat mengetahui dari orang tua peserta didik agar orang tua turut membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi peserta didik. Hal-hal seperti itu dapat ditempuh dengan carahome visit.
k.    Pawai atau karnaval
Sekolah dapat melakukan kegiatan pawai atau karnaval. Karnaval adalah sekelompok orang yang diatur sedemikian rupa sehingga tampak serasi dan enak dipandang. Secara langsung atau tidak langsung, sebenarnya karnaval merupakan sebuah pameran, misalnya peserta didik menyumbangkan kelompok drum band dalam karnaval peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Sekolah dengan menampilkan kelompokdrum band peserta didik berarti telah berupaya membangun citra dan nama baik sekolah terhadap masyakarat. Salah satu keuntungan media karnaval adalah mengundang banyak penonton dari berbagai lapisan masyarakat.
2.    Kegiatan Internal
Kegiatan internal merupakan pubisitas ke dalam dan sasarannya tidak lain dalah warga sekolah yang bersangkutan, yakni para guru, tenaga tata usaha dan seluruh siswa. Kegiatan internal bertujuan untuk: (1) memberi kebijakan tentang kebijakan penyelenggaraan, situasi, dan perkembangan sekolah; (2) menampung sraan-saran dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan warga sekolah; dan (3) dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antara warga sekolah sendiri. Berikut ini diuraikan beberapa jenis kegiatan internal yang lazim digunakan para praktisi humas di lembaga pendidikan.
a.    Diskusi
Diskusi merupakan pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah tertentu yang dihadapi sekolah dan masyarakat, terutama berkaitan upaya pengembangan kemampuan siswa, pembinaan sikap siswa, dan sebagai wahana menyamakan persepsi antara sekolah dan masyarakat. Diskusi dapat berbentuk panel atau musyawarah.
b.    Film
Sekolah daam hal ini memutarkan film yang bersifat edukatif. Film-film yang bermanfaat bagi siswa, antara lain film sejarah, pelaksanaan pendidikan di negara maju, kegiatan transmigrasi, kehidupan di kota, dan pengaruh narkotika. Peserta didik melalui media film, diharapkan menyadari pentingnya film yang bernapaskan pendidikan.
c.    Tanya jawab dan wawancara
Lazimnya bimbingan di sekolah dilaksanakan melalui tanya jawab dengan guru pembimbing. Setiap tanya jawab harus memberikan kesan tertentu, baik bagi peserta didik maupun pembimbing. Agar tanya jawab dapat berhasil dengan baik, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: persiapan, pembukaan, penetapan tujuan, penciptaan hubungan, memberikan bantuan kepada anak untuk berbicara, pengakhiran tanya jawab, dan perencanaan tindak lanjut.
d.   Papan informasi
Papan informasi adalah tempat menempelkan pengumuman, terkait pelaksanaan kegiatan di lembaga pendidikan dan sosialisasi kebijakan pimpinan di lembaga pendidikan secara tertulis, seperti edaran atau sebagianya (Nasution dalam Benty dan Gunawa, 2015:100). Bentuk papan informasi hendaknya empat persegi panjang dan ukurannya disesuaikan dengan tempat, sedangkan bahannya disesuikan dengan dana.
e.    Papan foto
Papan foto untuk menempel foto-foto kegiatan dilingkungan unit kerja lembaga pendidikan yang didokumentasikan staf humas. Papan foto hendaknya memiliki pintu dari kaca agar foto-foto tersebut tidak mudah diambil, bentuknya bisa bersegi empat atau empat persegi panjang. Foto-foto yang dipajang sebaiknya diberi keterangan di bawah masing-masing foto agar lebih menarik dilihat. Orang yang melihat bisa mengetahui momen foto tersebut. Foto yang ditampilkan hendaknya masih aktual dan apabila sudah lebih dari dua minggu bisa diganti lagi dengan foto-foto baru. Orang cenderung suka melihat foto daripada tulisan yang dibuat oleh sekolah, sehingga foto yang ditampilkan harus dipilih dengan baik.
f.     Kotak saran
Dibuat untuk memperoleh dan menampung berbagai masukan dan saran dari para tenaga pengajar, peserta didik, dan karyawan tentang kebijakan lembaga pendidikan yang telah berjalan. Humas dapat menempatkan sejumlah kotak saran di tempat-tempat tertentu yang berada di lingkungan lembaga pendidikan. Selain itu kotak saran sebaiknya diletakkan pada tempat-tempat yang strategis mudah dilihat orang dan tempat banyak orang berkumpul.
g.    Stasiun radio sendiri
Stasiun radio tepat sebagai media hubungan pimpinan dengan staf. Sangant strategis menyampaikan informasi tentang kebijakan lembaga, program yang akan dilaksanakan, serta rubrik-rubrik siaran yang terkait dengan kegiatan dan membina hubungan yang harmonis antara pimpinan dengan staf atau sesama staf. Stasiun radio di sekoah biasanya dikelola oleh peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler maupun anggota OSIS, sehingga agar lebih aktual, perlu ada kerjasama antara humas dengan pengelola radio siswa, agar para staf humas bisa mengisi rubrik melalui media radio tersebut untuk lebih mengenalkan proses pendidikan, kegiatan peserta didik, dan kebijakan pendidikan.
h.    Komunikasi tatap muka
Komunikasi tatap muka merupakan media interpersonal antara pimpinan (pihak humas) dengan para tenaga kependidikan, tenaga pendidik dan peserta didik. Misalnya ceramah, rapat bulanan, atau rapat koordinasi.
i.      Acara kekeluargaan
Berbagai kegiatan dan acara tidak resmi, seperti arisan keluarga dan rekreasi atau piknik seluruh karyawan beserta anggota keluarganya. Tujuannya meningkatkan dan membina hubungan harmonis antara sesama warga sekolah dan refresing atau menghilangkan capek akibat beban kerja rutin setiap harinya. Hal ini sejalan dengan konsep human relation.
j.      Klub sosial
Lazimnya pada lembaga pendidikan yang mapan, terdapat klub-klub sosial yang dilengkapi dengan brbagai fasilitas. Secara berkala klub sosial semacam itu perlu mengadakan berbagai acara, termasuk mensponsori aneka ragam kegiatan sosial, antara lain guna mempererat hubungan antara pihak pimpinan dengan para anggotanya, guru, dan peserta didik.
k.    Literatur pengenalan atau informasi
Literatur pengenalan adalah berbagai macam naskah, materi atau buklet yang berisikan riwayat singkat lembaga pendidikan dengan bagan-bagan, struktur manajemen, dan aneka hal penting lainnya yang harus diketahui para pegawai baru (Nasution dalam Benty dan Gunawan, 2015:102). Lazimnya para pegawai baru diberikan buku-buku yang berkaitan dengan profil lembaga, agar mereka lebih mengetaui, memahami lembaga, sehingga diharapkan setelah memahami profil lembaga, mereka dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan budaya dan tujuan lembaga.
l.      Jaringan telepon internal
Melalui telepon setiap staf di lembaga pendidikan dapat menyampaikan gagasannya mengenai berbagai hal. Kebiasaan pemikiran dan penyampaian ide-ide baru bisa dirangsang melalui penyediaan paket intensif. Misalnya bagi seorang pegawai yang memberikan banyak ide peningkatan efisiensi.

Menurut Suryosubroto (dalam Benty & Gunawan, 2015:114) menyatakan bahwa sekolah dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat dapat menggunakan berbagai jenis media cetak dan elektronik. Penggunaan jenis-jenis tersebut tentunya disesuaikan dengan sasaran khalayak, artinya jenis media cetak dan elektronik mana yang dipakai disesuaikan dengan karakteristik khalayak yang dituju, misalnya kondisi sosial budaya masyarakat, tingkat ekonomi masyarakat, dan tingkat pendidikan masyarakat sasaran. Hal bertujuan agar jenis media yang dipakai nantinya tepat sasaran, informasi yang ada di dalamnya pun tersampai
1.    Jenis-Jenis Media Cetak
Adapun media cetak yang dapat digunakan untuk sekolah untuk menjalin hubungan dengan masyarakat dapat berupa:
a.    Majalah
Menurut Suryosubroto dalam Benty & Gunawan (2015:115) menyatakan bahwa penerbitan majalah sangat penting terutama bagi para pegawai dilingkungan suatu lembaga beserta keluarganya dan bagi masyarakat umum. Selain itu, isi majalah yang diterbitkan haruslahn relevan dengan kepentingan pembaca dan harus berdasarkan materi yang layak diketahui oleh pembaca. Contohnya majalah di sekolah.
b.      Surat kabar
Menurut Suryosubroto (2012:33) (dalam Benty & Gunawan, 2015:115) menyatakan bahwa akhir-akhir ini perkembangan dunia persuratan kabaran mencapai kualitas yang sangat penting sebagai media komunikasi yang paling efektif.Pengaruh surat kabar terhadap khalayak pembaca sangat sulit diletakkan karena hubungan antara surat kabar dan khalayak pembaca semakin erat. Bhkan, dapat dikatakan bahwa surat kabar sudah menjadi kebutuhan setiap orang.
c.    Iklan
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty & Gunawan, 2015:115) menyatakan bahwa lembaga pendidikan banyak memanfaatkan iklan untuk kepentingan tertentu seperti memperkenalkan lembaga tersebut kepada masyarakat luas. Iklan dapat disebarkan melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, bioskop, dan sebagainya. Iklan sangat penting bagi mereka yang membutuhkannya. Sektor pendidikan juga sering mengumumkan sesuatu melalui iklan, misalnya iklan kursus akutansi dan kursus bahasa inggris bagi para siswa.
d.   Buletin
Menurut Suryosubroto (2012:44) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 115) menyatakan bahwa salah satu media komunikasi visual yang terdiri atas kumpulan lembaran sehingga berwujud buku, yang dikumpulkan secara teratur dan sistematis oleh suatu organisasi atau instansi. Buletin disekolah merupakan terbitan sekolah yang dikelola oleh kepala sekolah,guru, karyawan dan siswa di sekolah bersangkutan. Buletin sekolah dapat diterbitan secara berkala,bulanan, atau triwulan. Materi yang disajikan dalam buletin, terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sekolah atau sesuatu yang membawa nama baik sekolah.
e.    Stiker dan Kalender
Stiker yang berisikan pesan-pesan singkat dan promosi tentang sekolah dan poster-poster menarik dan merupakan media yang sangat efektif untuk digunakan sebagai media penyebaran informasi. Kalender sekolah dibuat untuk media sekolah juga yang jangka waktunya paling lama (12 bulan). Kalender berisi visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah. Selain itu kalender sekolah juga menampilkan berbagai foto kegiatan yang pernah dilaksanakan oleh sekolah dan foto tentang prestasi yang pernah diraih oleh sekolah.
f.     Poster
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 116) menyatakan bahwa media poster sebagai media penyebaran informasi akan sangat efektif untuk mencapai khayalak sasaran melalui distribusi dan penempatan yang sangat fleksibel. Poster dapat ditempatkan ditengah-tengah masyarakat seperti pasar, balai desa, bahkan dapat diberikan langsung kerumah-rumah sasaran, serta tempat-tempat lainnya. Poster menurut Suryosubroto (2012:34) dapat ditempelkan d tempat-tempat yamg mudah dijangkau oleh pembaca.


g.    Pamflet
Merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamflet ini selain dibagikan kepada wali murid, juga bisa disebarkan kepada masyarakat umum, yakni untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga. Kegiatan humas melalui bantuan media yang dilakuakn oleh sekolah, berarti sekolah ikut pula memegang fungsi informasi, edukasi, rekreasi, dan persuasi bagi masyarakat umumnya.
h.      Papan pengumuman dan Reklame
Menurut Suryosubroto (2012:34) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 116)menyatakan bahwa papan pengumuman banyak digunakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, dan instansi-instansi. Kejadian sehari-hari, berita penting, foto-foto kejadian, dan lain-lain yang ditempelkan pada papan pengumuman dapat dengan mudah diketahui dan dibaca oleh semua orang. Reklame merupakan alat atau media yang sangat efisien dalam kegiatan hubungan masyarakat. Di batas atau di dalam sebuah kota sering terlihat reklame yang berisi kalimat imabauan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Lazimnya reklame digunakan oleh sekolah pada saat penerimaan siswa baru.
i.      Brosur
Adalah tertiban tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait denga terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit.Halamannya sering dijadikan satu (stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tidak menggunakan jilid keras. Terbitan tidak berkala, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
j.      Leaflet
Leaflet adalah lembaran kertas berukuran kecil mengandung pesan tercetak untuk disebafkan kepada umum sebagai informasi mengenai suatu hal atau peristiwa. Digunakan sekolah untuk mempromosikan sekolah atau memberi informasi kepada masyarakat dengan cara menyebarkan pesan tercetak kepada masyarakat umum.
k.    Siaran Pers
Adalah sebuah tulisan ataupun rekaman yang ditujukan langsung pada media massa dengan tujuan untuk mengumunkan sesuatu yang memiliki nilai berita agar dipublikasikan dimedia massa.

l.      Booklet
Media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa dan berbentuk cetakan.
m.    Spanduk
Media promosi yang cukup populeer belakanganini karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat.
n.      Baliho
  Suatu sasaran atau media berpromosi yang mempunyai unsur memberitakan informasi event atau kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat luas, selain itu baliho juga digunakan untuk mengiklankan suatu produk baru .
o.      Bannera
Salah satu media promosi yang dicetak dengan printdigital yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner adalah bentuk penyerderhanaan dari baliho.

2.    Jenis-Jenis Media Elektronik
Menurut Suryosubroto (2012: 36) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 118) menyatakan bahwa berikut ini akan diuraikan jenis-jenis media cetak yang dapat digunakan oleh sekolah:
a.    Televisi
Berhasil tidaknya menggunakan televisi sebagai media publisitas dsekolah tergantung pada program yang telah disiapkan sebelumnya. Di dalam program yang disusun hal-hal atau pokok-pokok yang akan disajikan kepada penonton. Oleh karena itu penyebaran informasi melalui TV memerlukan persiapan yang lebih cermat dari pada penyebaran informasi melalui radio sebab tingkat pembicara dilihat oleh publik sehingga perlu diperhatikan nada cara berbicara, pakaian serasi, serat gerak dan sikap yang sopan.
b.      Radio
Menurut Suryosubroto (2012: 37) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 119) menyatakan bahwa media massa yang penting yang mampu menjangkau publik yang luas.Radio merupakan salah satu media efektif dalam humas karena radio dapat menggugah hati pendengar di seluruh pelosok tanah air.
c.       Pers
Menurut Nasution (2010:106) (dalam Benty & Gunawan, 2015: 119) menyatakan bahwa ada banyak teknik yang dapat digunakan sekolah untuk berhubungan dengan pers yaitu: (1) membuat siaran pers, (2) konferensi pers atau temu pers, (3) wawancara khusus, (4) perjalanan pers(5) sponsor lomba jurnalistik, (6) mengunjungi kantor pers dan, (7) menjalin hubungan dengan pers dalam bentuk lain.
Adapun media sosial yang dapat digunakan oleh sekolah untuk kegiatan humas pendidikan adalah:Email merupakan singkatan dari electronic mail, kirim-mengirim surat melalui jalur internet. Facebookadalah sebuah situs web yang para penggunanya dapat menambah profil dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainnya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainnya.
Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog (bentuk blog yang memungkinkan penggunanya untuk menulis teks). Linemerupakan aplikasi pengirim pesan instan gratis yang dapat digunakan pada berbagai platform, seperti telepon cerdas, tablet, dan komputer. Blog (web blog) adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum.Website adalah suatu halaman web yang saling berhubungan yang umumnya berada pada peladen yang sama berisikan kumpulan informasi yang disediakan secara perorangan, kelompok, atau organisasi. BlackBerry Messenger (BBM), cara menggunakan BBM dengan penghubung nomor PIN yang juga eksklusif dimiliki masing-masing perangkat BlackBerry.WhatsAppadalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip BBM.

D.      Hambatan-Hambatan Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Pidarta dalam Benty dan Gunawan (2015:103) menyatakan dalam menjalin hubungan antara sekolah dan masyarakat pastinya tidak selalu berjalan dengan lancar seperti apa yang diharapkan, tentunya ada beberapa kendala mendasar yang juga sangat berdampak pada keharmonisan hubungan tersebut, sehingga hubungan antara sekolah dan masyarakat menjadi tidak lancar dan kendalanya adalah: (1) Kurangnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan dan juga pemahaman warga sekolah tentang apa dan bagaimana seharusnya pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat dibangun; dan (2) Kurangnya komunikasi antara warga sekolah dan warga masyarakat sehingga tercipta komunikasi satu arah antara sekolah dan warga masyarakat/ wali murid dan pada akhirnya sekolah tidak tahu keinginan masyarakat tetapi memaksakan keinginannya pada masyarakat/ wali murid.Sekolah dalam hal ini harus mengetahui hambatan-hambatan tersebut untuk meminimalisasi pengaruh yang negatif terhadap upaya pengembangan sekolah.
Kenyataan membuktikan bahwa hubungan sekolah dengan masyarakat tidak selalu berjalan dengan baik. Berbagai kendala yang sering ditemukan antara lain yaitu komunikasi yang terhambatan dan tidak profesional, tindak lanjut program yang tidak lancar, dan pengawasan yang tidak terstruktur. Untuk mengatasi berbagai kendala tersebut, beberapa hal bisa menjadi alternatif ialah adanya laporan berkala mengenai berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, diadakannya berbagai kegiatan sekolah serta keuangannya, dan diadakan kegiatan yang mengakrapkan seperti open house,kunjungan timbal balik, dan program kegiatan bersama seperti pentas seni atau perpisahan.










BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang menyengkut i’tikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk memperoleh pengakuan penerimaan, dan dukungan masyarakat melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai kemanfatan dan kesepakatan bersama. Pada dasarnya, humas (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat komersial (perusahaan) maupun organisasi yang non komersial. Mulai dari yayasan, perguruan tinggi, dinas militer sampai dengan lembaga-lembaga pemerintahan. Kebutuhan dan kehadiran humas tidak dapat dicegah, terlepas dari suka atau tidak suka, karena humas merupakan salah satue lemen yang menentukan kelangsungan suatu organisasi secara positif. Arti penting humas sebagai sumber informasi semakin kita rasakan pada era globalisasi seperti saat ini.
B. Saran
Manajemen hubungan sekolah dan masyrakat adalah hubungan timbal balik antara organisasi (sekolah) dengan masyarakat / lingkungan yang terkait. Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara sekolah  dan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggungjawab masyarakat dalam usaha memajukans ekolah. Dengan adanya humas di sekolah, diharapkan sekolah mampu memiliki relasi yang luas serta baik di berbagai kalangan. Pentingnya humas juga diharapkan mampu menjadi sarana sekolah dalam menyelenggarakan pendidikan juga mendapatkan nama baik di kalangan masyarakat luas.





Komentar